PROFIL DESA NENGKELAN
I. SEJARAH DESA NENGKEALAN
Pada abad ke 17 terdapat tiga orang tokoh agama islam dari Sukapura Tasikmalaya berkelana untuk menyebarkan agama islam di tatar sunda, ketiga tokoh tersebut adalah:
- Eyang Sembah Malingping Rawabogo yang bernama aslinya Surapraja
- Eyang Sembah Kadu Agung Pasirjambu yang bernama aslinya Natapraja Japu
- Eyang Sembah Pandai Nenggeng Tenjolaya yang bernama aslinya Dalem Ranggadipati
Sekitar Tahun 1610 pada suatu tempat di hutan belantara terjadi suatu kesepakatan untuk membuka hutan tersebut menjadi Babakan. Alkisah tempat tersebut terletak antara perbatasan Desa Lebakmuncang dan Rawabogo yang disebut Pasirkaramat di daerah Babakan Raedin.
Bertepatan pada abad ke 17, terjadi peristiwa penting di Kerajaan Mataram dimana anak Raja Mataram yang bernama Abdul Manap pulang dijemput dari Pesantren di Surabaya pada Kiai Ora.
Kedatangan Abdul Manaf anak Raja Mataram disambut dengan meriah, pada saat gong dibunyikan maka pada saat itu pula beliau menghilang karena beliau tidak menyukai bunyi gong, dan selanjutnya masuk hutan belantara.
Suatu saat abdul Manap menuju ke Gunung Sepuh untuk menemui wali yang bernama Samsul Rizal, Karamat (Raedin). Akan tetapi di suatu tempat menuju kedaerah itu, yang sekarang bernama Lebakmuncang terjadi perkelahian antara beliau dengan seekor macan yang sebenarnya adalah seorang pendekar yang menyamar bernama Empong Timpang.
Dari Empong Timpang inilah Abdul manap mendapat petunjuk harus pergi ke sisi Sungai Citarum yang sekarang bernama daerah Mahmud. Di daerah Mahmud, bertemu dengan seorang guru agama islam dari Sukapura bernama Eyang Agung Arif dan berguru disana.
Setelah tamat belajar disana Eyang Abdul Manap melanjutkan belajar ke Mekah dan sepulang dari sana beliau menikah dengan putri gurunya bernama Imas Permas dan berputra Eyang Agung Abdulah Mahmud.
Eyang Agung Abdulah Mahmud beserta isterinya pindah dan membuka hutan sebagai pemukiman yangh sekarang bernama Babakan Desa Nengkelan.
Perluasan daerah jajahan oleh Belanda, pembukaan babakan baru di Nengkelan bertambah dengan adanya pelarian para pejuang yang anti belanda dari Sukapura dan Mahmud. Lebih-lebih ketika Belanda membentuk Ciwidey sebagai Kewadanaan sesuai dengan politik adu dombanya maka diangkat seorang wedana yang bernama Eyang Ranggasadana yaitu keturunan ketiga dari Syeh Syarif Hidayatulloh. Akan tetapi dengan petunjuk dari wedana tersebut menjadikan Nengkelan sebagai tempat yang aman bagi pelarian pemberontak yang anti Belanda sehingga pembentukan babakan-babakan baru meningkat.
Pada tahun 1850, terjadi suatu kesepakatan antara babakan yang ada di Desa Nengkelan untuk membentuk suatu kekuatan hukum dalam suatu wadah Desa Nengkelan.
Pemberian nama Desa Nengkelan dapat ditinjau dari beberapa faktor, yaitu:
- Merupakan hari bersejarah dimana kesepakatan pembentukan pemerintahan desa terjadi di Nengkelan
- Penyesuaian dengan keadaan daerah dimana banyak batu kecil dan pasir. Nengkelan berarti Kereuwik yang dalam Bahasa Indonesia bermakna daerah pasir dan batu kecil.
- Pemberian nama oleh seorang yang mempunyai wibawa, dimana pada saat terjadinya peristiwa aneh seorang pendatang baru berteriak-teriaqk di Balai Desa dan ditanyakan asal usulnya dari Nengkelan.
- Menyambarkan seorang wanita cantik dimana ada seorang pengembara melihatnya dan karena kurang puas, maka ia berkata “Neng ke Lanan” untuk melihat sekali lagi wajah cantik itu dari dekat. Hal ini sesuai dengan keadaan desa yang kecil dan mungil.
- Nama Nengkelan berasal dari sebuah batu besar tinggi yang berada disebuah bukit yang bernama Kancah Nangkub. Pada batu besar tersebut terdapat batu-batu kecil yang menempel dan orang-orang menyebutnya (bahasa sunda) batu tèh narangkèl parenjul. Pada akhirnya, Desa ini disebut Nengkelan dari kata narangkèl. Pada kenyataannya, kata Nengkelan sesuai dengan keadaan fisik wilayah Desa yang memiliki banyak bukit dan memiliki banyak bebatuan.
Dalam riwayat yang lain menyebutkan bahwa Penduduk pemula Desa Nengkelan ini adalah Mbah Nanggaraksa dari Tasikmalaya yang telah meninggal dan dimakamkan disana yang sekarang disebut dengan daerah Pemakaman Nangga (Pasir Nangka) yang terletak di Kp. Cisaat RW 07 Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey. Didaerah pemakaman itu terletak beberapa Leuwi, diantaranya Leuwi Kendang, Leuwu Bedog dan Leuwi Seueur.
Nama-nama dikampung di Desa Nengkelan pun berasal dari istilah-istilah orang sunda, seperti;
1. Kampung Ngamprah, berlokasi di RW 08. Ceritanya, dahulu daerah ini disediakan sebagai daerah baru bagi masyarakat yang semakin banyak. Karena disediakan secara khusus maka disubut dengan ngamprah. (Ngamprah=disediakan)
2. Kampung Pasirpari, dinamakan Pasirpari karena didaerah tersebut terdapat pasir yang berbukit dan banyak mangga dengan spesies golek atau mangga golek, sedangkan mangga golek didaerah ini dinamakan dengan pari. Jadi dinamakan dengan Pasir pari.
3. Kampung Cisegok, dinamakan demikian karena daerah ini merupakan daerah perbatasan yang sangat terpencil dan menjorok kedalam, jika dilihat di peta Desa Nengkelan sehingga disebut Cisegok yang artinya penutup kampung.
4. Kampung Bunisari, berlokasi di RW 05. Dinamakan demikian karena daerah ini tertutup serta sulit dijangkau sehingga disebut Bunisari (Buni = tetutup).
5. Kampung Sikluk, berlokasi di RW 05. Dinamakan demikian karena daerah ini dahulunya merupakan daerah perladangan leuweung (hutan), di daerah ini ladang disebut Sikluk.
6. Kampung Ciburuy, dinamakan demikian karena dahulu daerah ini ada sebuah kubangan yang didalamnya terdapat Kecebong (Kecebong = buruy).
Begitupun nama Ciwidey, nama ini memiliki silsilah tersendiri. Dahulu didaerah ini terdapat banyak sekali ikan dan untuk mengambilnya, orang biasanya menggunakan suatu wadah khusus yang disebut- wide. Kata wide sendiri mengalami proses asimilasi dengan bahasa sunda menjadi widey sehingga disebut Ciwidey (wide = wadah untuk mengambil ikan, ci = air).
Perkembangan Desa Nengkelan tercatat beberapa peristiwa penting, antara lain:
- Pada Tahun 1850, pada saat pemerintahan Kepala Desa Eyang Madali Pusat Pemerintahan Desa Nengkelan meliputi:
1) Kampung Nengkelan
2) Kampung Raedin
3) Kampung Babakan
4) Kampung Cisaat
5) Kampung Ngamprah
- Pada Tahun 1880-1882 Kepala Desa dijabat oleh penduduk Lio, Desa/ Kecamatan Pasirjambu, hal ini dikarenakan masa transisi. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Kampung Nengkelan ke Kampung Babakan.
- Masa Revolusi fisik pada Tahun 1946, terjadi pengungsian para pejuang dari kota ke hutan pesisir-pesisir hutan. Nengkelan merupakan tempat para pejuang Indonesia bersembunyi dan merupakan jalan menuju ke kota,. Pejuang tersebut antara lain Letjen A.R. Darsono dan Jaksa Agung Sugiarto.
II. DEMOGRAFI DAN GEOGRAFIS DESA
a. Letak dan Batas Desa
Desa Nengkelan termasuk wilayah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 346,183 Ha. Dataran dengan ketinggian rerata 1100-1200 m di atas permukaan laut. Secara administratif wilayah Desa Nengkelan dibatasi oleh:
• Sebelah Utara : Kecamatan Sindangkerta dan Desa Sukawening
• Sebelah Selatan : Desa Lebakmuncang dan Desa Mekarmaju
• Sebelah Barat : Desa Rawabogo
• Sebelah Timur : Desa Sukawening
Secara visualisasi, wilayah administratif Desa Nengkelan dapat dilihat pada peta sbb :
b. Hidrologi dan Klimatologi
Berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai yang ada di wilayah Desa Nengkelan membentuk pola Daerah Alirah Sungai (DAS) Cangkorah Tercatat beberapa sungai maupun solokan yang terdapat di Desa Nengkelan, yaitu :
a) Sungai Cangkorah (yang berbatasan dengan Desa Sukawening)
b) Sungai Saninten (yang berbatasan dengan Desa Rawabogo)
Selain itu, mata air utama yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan sumber air untuk pertanian yang terdapat di Desa Nengkelan diantaranya adalah sbb :
a) Mata Air Cisusu Beas yang terdapat di Kampung Cisegok
b) Mata Air Sikluk yang terdapat di Kampung Sikluk
c) Mata Air Sadakelir yang terdapat di Kampung Sadakelir
d) Mata Air Cisaladah yang terdapat di Kampung Sadakelir
e) Mata Air Bitung yang terdapat di Kampung Bitung
f) Mata Air Kinangki yang terdapat di Kampung Kinangki
g) Mata Air Citisuk yang terdapat di Kampung Citisuk
Berikut ini sumber air bersih yang aktif saat musim kemarau dan musim penghujan :
SUMBER AIR BERSIH MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
Sumur Pompa 35 Unit 35 Unit
Sumur Gali 1858 Unit 1801 Unit
Mata Air, PMA 7 Lokasi 7 Lokasi
Sungai - Lokasi - Lokasi
c. Pemanfaatan Lahan
Pada umumnya, lahan yang terdapat di Desa Nengkelan digunakan secara produktif dan hanya sedikit saja yang tidak dipergunakan. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Desa Nengkelan memiliki sumber daya alam yang memadai dan siap untuk diolah. Berikut ini Luas
Lahan menurut Jenis Penggunaannya :
No URAIAN LUAS KET
1 Luas Wilayah 346,183 Ha
2 Sawah Teknis 167,131 Ha
3 Sawah ½ Teknis - Ha
4 Sawah Tadah Hujan - Ha
5 Tanah Kering 53,389 Ha
6 Tanah Basah 167,131 Ha
7 Hutan Rakyat 16 Ha
8 Hutan Negara -. Ha
9 Perkebunan - Ha
III. KEADAAN SOSIAL PENDUDUK DESA NENGKELAN
1. Kependudukan
Jumlah Penduduk Desa Nengkelan Tahun 2013 – 2015 adalah sbb :
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2014 3153 3004 6157
2 2015 3134 2946 6080
3 2016 3170 2985 6155
MENURUT KELOMPOK UMUR
BAYI 85 106 166 1244 1142 3058 354
Jumlah Rumah Tangga di Desa Nengkelan adalah sbb :
No RW Jumlah Rumah Tangga Keterangan
1 RW 01 155 KK
2 RW 02 180 KK
3 RW 03 160 KK
4 RW 04 125 KK
5 RW 05 140 KK
6 RW 06 209 KK
7 RW 07 89 KK
8 RW 08 236 KK
9 RW 09 115 KK
10 RW 10 113 KK
11 RW 11 156 KK
12 RW 12 112 KK
13 RW 13 127 KK
2. Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan
NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH KETERANGAN
1 Medis Dokter Umum 1 orang
Dokter Spesialis -
2 Keperawatan Bidan 2 orang
Perawat 1 orang
3 Partisipasi Masyarakat Dukun Bayi 1 orang
Posyandu 13 unit
Poskesdes 1 unit
POD -
Desa Siaga 1 unit
Paraji Sunat 1 orang
Kader Kesehatan 65 orang
Sumber : Data Desa dan Desa Siaga Desa Nengkelan
b. Jumlah Kelahiran
NO URAIAN 2014 2015 2015
1 Bayi Lahir Hidup 110 Orang 83 orang 85 orang
2 Jumlah Kematian Bayi 6 orang 4 orang 2 orang
Jumlah 116 orang 87 orang 87 orang
Sumber : Data Desa dan Desa Siaga Desa Nengkelan
3. Pendidikan
a. Data Pendidikan
No URAIAN JUMLAH GURU JUMLAH MURID KET.
1 TK/RA/PAUD 7 unit 280 orang
2 SD/MI 4 Unit 720 orang
3 SLTP/ Tsanawiyah 1 unit 409 orang
4 SLTA/ Aliyah 1 unit 165 orang
Jumlah 13 unit 1574 orang
b. Data Jenis Sarana Pendidikan
NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH LOKASI
1 TK / PAUD / RA 7 unit RW 06,07,11,13
2 SD 3 unit RW 10,11,13
3 MI 1 unit RW 06
4 SLTP/ Tsanawiyah 1 unit RW 11
5 SLTA/ Aliyah 1 unit RW 11
6 Perguruan Tinggi -
7 PKBM 1 RW 11
Jumlah 13 unit
c. Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana
20 orang 2143 orang 1171 orang 440 0rang 104 orang
4. Kesejahteraan Sosial Masyarakat
No MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL JUMLAH KETERANGAN
1 Anak Terlantar 25 orang
2 Anak Nakal -
3 Anak balita Terlantar 1 orang
4 Anak Jalanan -
5 Lansia Terlantar -
6 Pengemis 5 orang
7 Gelandangan -
8 Korban NAPZA -
9 Pekerja Seks Komersial (PSK) 7 orang
10 Eks Narapidana 4 orang
11 Penyandang cacad 23 orang
12 Keluarga Fakir/ Miskin 53 KK
13 Keluarga Rentan 23 KK
14 Keluarga Rumah Tidak layak Huni 109 KK
15 ODK 8 orang
16 Pemulung 5 orang
17 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 31 orang
5. Ketenagakerjaan
No YANG TERDAFTAR JUMLAH KETERANGAN
1 Pencari Kerja 354 orang
2 Yang ditempatkan 127 orang
3 Lowongan Kerja -
4 Sisa Pencari Kerja 227 orng
6. Pemuda dan olahraga
No KLUB OLAHRAGA YANG TERDAFTAR JUMLAH KETERANGAN
1 Klub Sepakbola 13 Grup
2 Klub Bola Voli 7 Grup
3 Klub Bulutangkis -
4 Klub Senam Sehat -
5 Klub Pencaksilat 4 Grup
6 Klub Futsal 6 Grup
7. Kesenian Dan Kebudayaan
No JENIS KELOMPOK KESENIAN
YANG ADA JUMLAH STATUS
1 Seni Calung - Klp
2 Bangkongreang 1 Klp Pasif
3 Dangdut 3 Klp Aktif
4 Pop Sunda - Aktif
5 Pencaksilat 1 Klp Aktif
6 Kliningan -
7 Beluk -
8 Upacara Adat 1 Klp Aktif
9 Qasidahan/ Nasyid 8 Klp Pasif
JUMLAH 13 klp
Keterangan :
- Status Aktif = masih sering melakukan latihan rutin
- Status Pasif = melakukan pelatihan jika mau ada pentas saja
8. Tempat peribadatan
No JENIS PERIBADATAN JUMLAH KETERANGAN
1 Masjid 15 Unit
2 Mushola 52 unit
3 Langgar 30 Unit
4 Madrasah 10 unit
5 Gereja -
JUMLAH 107 unit
9. Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Nengkelan
1. Pajak Dan Retribusi Desa
No URAIAN 2014 2015 2015
1 PBB Rp. 36.782.518 Rp. 46.741.676 Rp. 46.708.266
2 Retribusi Desa Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000
3 Lain-lain Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
2. Mata Pencaharian
Karena Desa Nengkelan merupakan Desa Pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Usia Produktif 3802 Jiwa
Usia Non Produktif 2355 Jiwa
3. Jenis Produksi Ekonomi Yang Ada
JENIS KOMODITI PRODUKSI/TH HARGA DESA HARGA DI PASAR
Ton Rp/kg Rp/kg
Padi 970 4000 5000
Jagung 15 3000 4500
Bawang Daun 4 3000 4000
Bawang Merah 2 5000 5500
Cabe Merah 2 6000 7000
Kopi 0,5 12.000 15.000
Lainnya
10. Perumahan
Rumah Layak Huni 890 Unit
Rumah Tdk Layak Huni 124 Unit
11. Sarana dan Prasarana Desa
Jumlah Balai Desa Jumlah SD / TK Jumlah Poskesde Panjang Jalan Kabupaten Panjang Jalan Kecamatan Panjang Jalan Desa Panjang Irigas Jumlah Lap. Bola Jumlah Masjid / Mushola
1Unit 10 unit 1 unit 2 km - 4,56 km 90 m 2 unit 67 buah
IV. KEADAAN PEMERINTAHAN DESA NENGKELAN
1. Pembagian Wilayah Desa Nengkelan
Desa Nengkelan. terbagi menjadi 3 (tiga) dusun, 13 RW, 50 RT dengan rata-rata jumlah KK per dusun 630 KK, dengan perincian sbb :
No DUSUN Jumlah
RW RT KK
1 Dusun 1 4 17 700
2 Dusun 2 5 20 760
3 Dusun 3 4 13 457
Jumlah 13 50 1917
2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Desa Nengkelan menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan pola minimal, selengkapnya sbb :
VISI, MISI DAN TUJUAN DESA
V. VISI DAN MISI KABUPATEN BANDUNG
1. Visi
"Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan"
2. Misi Kabupaten Bandung
Untuk mewujudkan Visi di atas, maka harus ditetapkan juga Misi yang harus mendapatkan perhatian seksama dimana tugas yang diemban oleh Pemerintah Kabupaten Bandung adalah:
1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi;
2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda;
3. Memantapkan pembangunan perdesaan;
4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah;
5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah;
6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing;
7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan.
3. Visi Misi dan Tujuan Desa Nengkelan
Berdasarkan potensi, permasalahan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Bandung dengan memperhatikan nilai-nilai visi daerah, aspirasi dan dinamika yang berkembang, visi yang dikedepankan adalah: “Terciptanya keselarasan pembangunan dan sumber daya manusia berdasarkan IMTAQ dan IPTEK menuju Nengkelan yang lebih baik “.
Untuk mewujudkan visi diatas, dirumuskan 8 (delapan) misi sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan publik yang berkesinambungan
2. Peningkatan Koordinasi Pemanfaatan Ruang secara Konsisten
3. Peningkatan pendidikan agama dan umum
4. Peningkatan sumber daya manusia yang berbasis teknologi dan moral
5. Pelestarian budaya lokal dan kearipan lokal
6. Peningkatan percepatan pengentasan Kemiskinan
7. Peningkatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat